Monday, December 10, 2007

Relief...

Sungguh melelahkan berurusan dengan para ponggawa dan hulubalang kerajaan...
Di tengah issue 'anti korupsi' yang menyemarak & memekakkan telinga akhir2 ini, tetep aja ada kecenderungan yang sama diantara para ponggawa & hulubalang...
Kejadian ini baru kemarin...
Bapak Menteri pejabat kerajaan mengeluarkan pengumuman yang membuat suasana warung menjadi gerah & tidak meriah.. katanya begini : "Warung kamu secara teknis tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk melakukan aktivitas usaha. Kamu harus melakukan perbaikan dalam waktu 6 bulan, kalau tidak warung kamu saya tutup!"
Gubrak!!! Gemparlah warung kecil ini mendengar titah Bapak Menteri yang langsung menggelegar, bak petir di siang bolong...

Sebagai penjaga warung, segeralah diriku ditugaskan untuk melakukan penelitian, dihitung satu demi satu seteliti mungkin, dilihat satu per satu sejeli mungkin.. sebelah mana secara teknis yang tidak memenuhi persyaratan itu.
Hasi penelitian : Tidak ada yang menyalahi.
Segera Pemilik Warung tempat aku bekerja menyampaikan kabar ini kepada Paduka Bapak Menteri melalui surat resmi.
Tidak ada jawaban.....

Ternyata selidik punya selidik, surat tersebut nyangkut di salah satu ponggawa. Salah satu hulubalang mengatakan demikian, dan dia malah mengusulkan agar kami mengakui kesalahan kami. Lho, piye toh? Itu kan kontradiktif.. secara kita ga salah & udah kasih pernyataan ga salah, kenapa juga kudu bikin surat lain yang menyatakan kita salah dan berjanji memperbaikinya?? Ketika ditanggapi begitu, sang hulubalang berkata : "oh, gitu ya? Mungkin surat saudara telah kami terima.. mungkin..."
MUNGKIN??? Jawaban macam apa itu???? Padahal sang hulubalang adalah kaki tangan Bapak Menteri, yang notabene sudah makan bangku sekolah sampai di luar negri sampai S-nya lebih dari satu dibayarin kerajaan. Kok ya ngasih jawaban semaunya begitu. Ga ilmiah. Ga profesional.

Esok harinya, seorang ponggawa yang ternyata memegang surat itu menghubungi Pemilik Warung, dan mengajak kami semua untuk makan siang bersama di satu kedai yang terkenal sangat mahal, untuk berdiskusi katanya.. dan tentu saja sang pemilik warung yang harus bayar. Hal tersebut disetujui.
Acara makan dimulai.
Sang Ponggawa memilih menu yang mahal-mahal, mungkin yang paling mahal di kedai itu. Dan melihat dari gayanya, sangat fasih, berarti dia sering makan disitu.. padahal kalau secara logika hanya orang-orang sangat kaya saja yang mampu makan sering-sering disitu.. untuk makan disitu tidak bisa pakai uang biasa, terlalu banyak lembaran yang harus dihitung, jadi harus pakai uang plastik...
Ditengah acara makan, sang pemilik kedai mendatangi kami dan berkata dengan manis & hormat sambil membungkuk2.. "terima kasih bapak ponggawa. Ini kali ketiga dalam minggu ini bapak makan disini. Kami sangat berterima kasih.."
Oh my God!! 3 kali dalam seminggu dia makan di tempat semahal ini???? Bujubuneeee........

Sang ponggawa cerita panjang lebar, termasuk tentang rencananya merayakan tahun baru di negri nun jauh di belahan eropa sana bersama keluarganya, yang harus dibatalkan karena sang istri baru saja kembali dari Milan & Madrid... aku harus mengunci rapat mulut usilku yang hendak berkomentar: "Milan & Madrid? Pasti istri Bapak supermodel!" hihihihi...
Akhirnya dia memutuskan untuk berliburan sekeluarga di negara bule lain di belahan lain kerajaan ini. Untung ga sebut New York, otherwise mulut usilku tidak dapat ditahan untuk berkomentar ttg supermodel tadi...
Untuk jalan-jalan tadi tentunya perlu biaya besar, dan juga urusan visa yang berbelit. Dengan entengnya si ponggawa meminta pemilik warung untuk mengurus visa tersebut alasannya dia sedang repot. Untuk 5 orang! Si pemilik warung menyangggupi... walaupun ketika dijalan pulang dia berkomentar: "Untung cuman visa doang. coba kalo dia minta dibayarin tiketnya segala??"
*pertanyaannya: siapa yang bayar tiketnya?*

Setelah semua makanan habis, sang ponggawa berkata, "mengenai masalah teknis di warung bapak.. sudah tidak ada masalah kan?"
Hoalah!!!!
Inti diskusi cuma satu kalimat begitu....

Waktunya pulang.
Ponggawa :"Saya tadi tidak bawa kereta kemari. Bapak bawa kereta apa? Oh kereta kencana mewah sekali itu? Kalau begitu antarkan saya kembali ke kantor Bapak Menteri ya..."

Rupanya bapak ponggawa pengen naik kereta kencana mewah buatan Jerman...

Dan aku hanya bisa terbengong-bengong melihat kelakuan sang ponggawa yang super norak & ga tau malu itu.
Super oportunis.
Gaji ponggawa tapi bisa jalan2 liburan sekeluarga ke tempat yang sangat jauh.
Gaji ponggawa tapi bisa makan di kedai super mahal 3 kali seminggu.
Edan!

*memperingati hari anti korupsi*

1 comment:

Piw said...

gapapa, nanti perutnya akan *super buncit* ga ketulungan :D karena makan hasil malak terus :D