Jargon ini sering bgt di dengar. Sebagai seseorang yang punya pekerjaan, kita dituntut untuk profesional.
Kerja bertahun2 sama ekspat membuat aku sedikit mengerti arti profesionalisme, trutama di industri ini. Dan makin banyak bergaul dengan orang2 yang kerja di industri ini, trutama yang overseas, membuat aku mengerti juga bagaimana harus bersikap, bertingkah laku, berbicara, bercanda dll dll.. dalam batas profesionalisme. Walaupun begitu, karena pengalaman kerjaku yang masih hijau, belum banyak, maka aku seringkali melirik sana-sini & bertanya sana-sini.. Hasilnya, ya lumayanlah untuk pemula.. hehe.. setidaknya tidak memalukan kalau bertemu profesional beneran. Aku bilang lumayan, karena waktu trip terakhir, si big big boss itu berkata bahwa aku ini seorang profesional,karena tau apa yang harus dibawa, apa yang harus di bicarakan & bagaimana caranya, apa yang harus disembunyikan. Hehe.. padahal hasil nyontek.. hihi...
Mungkin ini memang hikmahnya menjadi kuli di kantor punya orang asing bertahun-tahun ya... hehe..
Ini juga yang membuat aku gerah belakangan ini.
Sejak kerja di tempat ini, karena memang perusahaan lokal murni, maka banyak kerjasama dengan sesama perusahaan lokal sejenis, yang dulu aku cuma tau namanya saja. Seneng-seneng aja sih, jadi banyak kenal orang, tau cara kerja orang lain. Tapi banyak sebelnya, apalagi kalau dikaitan dengan profesionalitas tadi.
Seperti kemarin ini, seorang yang konon tau betul perusahaan tempat aku bekerja meminta waktu untuk bertemu dengan aku. Ceritanya berkenalan. Nama perusahaan mereka baru untuk aku (pasti bukan perusahaan beken & bonafit, kalo iya pasti aku tau). Wajarlah jika aku bertanya tentang perusahaan mereka, mereka kenalan toh?! Apa lacur, malah cerita tentang masing-masing pribadi mereka. Lho lho.. Dimana-mana kalo kenalan itu, yang kita perkenalkan adalah nama perusahaan yang kita bawa, tanpa harus ditanya.. lucu...
Udah gitu, sekonyong2 minta Special Acceptance dari diriku yang terkenal amat jarang kasih gituan.. orang2 ini rupanya emang kagak kenal diriku. Tentu saja aku tolak mentah2, aku bilang setidaknya jadi rekanan dulu. Apa jawabnya : 'oh seperti di perusahaan X ya, supaya bisa 'masuk' harus jadi rekanan, untuk jadi rekanan kami harus deposit sekian puluh juta rupiah kepada Ibu'... hualaah..
"BUKAAN!! (kayaknya aku tereak deh waktu itu, saking keselnya sama kebodohan & kesembronoan orang itu). Bapak cukup kasih saya financial statement Bapak 3 tahun terakhir dan Company Profile, nanti saya pelajari. Kalau memang bagus & bisa masuk di daftar rekanan, ya bisa saya masukkan.."
Orang ini ngakunya udah kerja belasan tahun di industri, kok ga tau tatakrama... Mosok ngaku profesional, ngajak kenalan untuk penjajakan bisnis ga bawa Company Profile, apalagi financial report.. masih untung bawa kartu nama..
No comments:
Post a Comment