Monday, December 10, 2007

Background

Adalah seorang yang ditakuti, terkenal sangat licin & licik, sudah ada bbrp orang yang berjatuhan karna perilakunya.. dan kata-katanya...
Dan kemarin ada yang jatuh karna urusan background...
Eh, si orang yang ditakuti ini - si yang tidak boleh disebut namanya- tiba2 menghampiri diriku, dan bertanya :

Dia: Kamu backgroundnya apa ya? *muka kusut*
Aku: Maksudnya?
Dia: Sekolah. Kamu dulu sekolah di sekolah ABC ya? *muka kusut sekali*
Aku: Oh bukan.. Saya dari sekolah XYZ...
Dia: XYZ?? Oh gitu ya... *terperangah*
Aku: Ada masalah?
Dia: Oh enggaaa... ga ada apa2, cuma ingin tau aja.. *senyum manis sekali*

Dan sejak itu dia tidak pernah menampilkan muka kusutnya di depan aku.
Cara bicaranya pun lain, sedikit lebih sopan...

Ada apa gerangan???
Ternyata dia benar2 mempraktekkan : "Get to know your enemy"
Karna ternyata dia baru saja menjatuhkan satu orang karna si orang itu lulusan sekolah ABC, yang sebenarnya sekolah khusus mempelajari ilmu2 yang dipraktekkan di warung ini, tapi tidak sampai strata satu...

Dan ternyata nama sekolah aku itu masih sakti dimata orang-orang model dia, sampe ngeper gitu.. huehehehehehe...
Trima kasih Ibu Bapakku, telah menyekolahkan aku disitu.. setidaknya membuat orang usil untuk berpikir dua kali sebelum mencoba menjatuhkan aku...
Dear teman-temanku sesama alumni, ternyata nama sekolah kita masih ditakuti sama orang-orang produk lama.. hihihi...

Dan sekarang, tugasku adalah untuk lebih berhati-hati terhadap orang-orang seperti itu, karna pasti akal bulusnya akan lebih canggih....

Relief...

Sungguh melelahkan berurusan dengan para ponggawa dan hulubalang kerajaan...
Di tengah issue 'anti korupsi' yang menyemarak & memekakkan telinga akhir2 ini, tetep aja ada kecenderungan yang sama diantara para ponggawa & hulubalang...
Kejadian ini baru kemarin...
Bapak Menteri pejabat kerajaan mengeluarkan pengumuman yang membuat suasana warung menjadi gerah & tidak meriah.. katanya begini : "Warung kamu secara teknis tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk melakukan aktivitas usaha. Kamu harus melakukan perbaikan dalam waktu 6 bulan, kalau tidak warung kamu saya tutup!"
Gubrak!!! Gemparlah warung kecil ini mendengar titah Bapak Menteri yang langsung menggelegar, bak petir di siang bolong...

Sebagai penjaga warung, segeralah diriku ditugaskan untuk melakukan penelitian, dihitung satu demi satu seteliti mungkin, dilihat satu per satu sejeli mungkin.. sebelah mana secara teknis yang tidak memenuhi persyaratan itu.
Hasi penelitian : Tidak ada yang menyalahi.
Segera Pemilik Warung tempat aku bekerja menyampaikan kabar ini kepada Paduka Bapak Menteri melalui surat resmi.
Tidak ada jawaban.....

Ternyata selidik punya selidik, surat tersebut nyangkut di salah satu ponggawa. Salah satu hulubalang mengatakan demikian, dan dia malah mengusulkan agar kami mengakui kesalahan kami. Lho, piye toh? Itu kan kontradiktif.. secara kita ga salah & udah kasih pernyataan ga salah, kenapa juga kudu bikin surat lain yang menyatakan kita salah dan berjanji memperbaikinya?? Ketika ditanggapi begitu, sang hulubalang berkata : "oh, gitu ya? Mungkin surat saudara telah kami terima.. mungkin..."
MUNGKIN??? Jawaban macam apa itu???? Padahal sang hulubalang adalah kaki tangan Bapak Menteri, yang notabene sudah makan bangku sekolah sampai di luar negri sampai S-nya lebih dari satu dibayarin kerajaan. Kok ya ngasih jawaban semaunya begitu. Ga ilmiah. Ga profesional.

Esok harinya, seorang ponggawa yang ternyata memegang surat itu menghubungi Pemilik Warung, dan mengajak kami semua untuk makan siang bersama di satu kedai yang terkenal sangat mahal, untuk berdiskusi katanya.. dan tentu saja sang pemilik warung yang harus bayar. Hal tersebut disetujui.
Acara makan dimulai.
Sang Ponggawa memilih menu yang mahal-mahal, mungkin yang paling mahal di kedai itu. Dan melihat dari gayanya, sangat fasih, berarti dia sering makan disitu.. padahal kalau secara logika hanya orang-orang sangat kaya saja yang mampu makan sering-sering disitu.. untuk makan disitu tidak bisa pakai uang biasa, terlalu banyak lembaran yang harus dihitung, jadi harus pakai uang plastik...
Ditengah acara makan, sang pemilik kedai mendatangi kami dan berkata dengan manis & hormat sambil membungkuk2.. "terima kasih bapak ponggawa. Ini kali ketiga dalam minggu ini bapak makan disini. Kami sangat berterima kasih.."
Oh my God!! 3 kali dalam seminggu dia makan di tempat semahal ini???? Bujubuneeee........

Sang ponggawa cerita panjang lebar, termasuk tentang rencananya merayakan tahun baru di negri nun jauh di belahan eropa sana bersama keluarganya, yang harus dibatalkan karena sang istri baru saja kembali dari Milan & Madrid... aku harus mengunci rapat mulut usilku yang hendak berkomentar: "Milan & Madrid? Pasti istri Bapak supermodel!" hihihihi...
Akhirnya dia memutuskan untuk berliburan sekeluarga di negara bule lain di belahan lain kerajaan ini. Untung ga sebut New York, otherwise mulut usilku tidak dapat ditahan untuk berkomentar ttg supermodel tadi...
Untuk jalan-jalan tadi tentunya perlu biaya besar, dan juga urusan visa yang berbelit. Dengan entengnya si ponggawa meminta pemilik warung untuk mengurus visa tersebut alasannya dia sedang repot. Untuk 5 orang! Si pemilik warung menyangggupi... walaupun ketika dijalan pulang dia berkomentar: "Untung cuman visa doang. coba kalo dia minta dibayarin tiketnya segala??"
*pertanyaannya: siapa yang bayar tiketnya?*

Setelah semua makanan habis, sang ponggawa berkata, "mengenai masalah teknis di warung bapak.. sudah tidak ada masalah kan?"
Hoalah!!!!
Inti diskusi cuma satu kalimat begitu....

Waktunya pulang.
Ponggawa :"Saya tadi tidak bawa kereta kemari. Bapak bawa kereta apa? Oh kereta kencana mewah sekali itu? Kalau begitu antarkan saya kembali ke kantor Bapak Menteri ya..."

Rupanya bapak ponggawa pengen naik kereta kencana mewah buatan Jerman...

Dan aku hanya bisa terbengong-bengong melihat kelakuan sang ponggawa yang super norak & ga tau malu itu.
Super oportunis.
Gaji ponggawa tapi bisa jalan2 liburan sekeluarga ke tempat yang sangat jauh.
Gaji ponggawa tapi bisa makan di kedai super mahal 3 kali seminggu.
Edan!

*memperingati hari anti korupsi*

Wednesday, December 05, 2007

Perempuan - Jilid 2

Meneruskan obrolan perempuan tentang cantik...
Ada fakta yang 'lucu'......

Di dunia kerja ini, adalah suatu 'dosa' kalau perempuan yang bekerja tidak ber make-up ketika kerja. Kalau pekerjaannya memang mengharuskan dia bertemu banyak orang & harus tampak menarik & kalau ga menarik akan ditinggal orang; maka emang harus ber make-up lah dia. Setuju!!!

Tapi banyak rekan perempuanku yang salah kaprah.
Kerjaan cuman duduk manis di dalam ruangan untuk input data & ga ada urusan ketemu dengan siapa2 tapi dandanannya heboh bener...
Dan mereka selalu bilang kalau aku sama sekali tidak mau repot, karna ga ikut ber-make up. Emang iya, kenapa harus repot kan? lumayan loh waktu 1 jam untuk berdandan itu kalau dipakai untuk meneruskan tidur???? hihihi...
Jadilah diriku, mahluk perempuan yang mungkin dandanannya paling polos di lingkungan kerjaku.. padahal dibilang polos bener juga engga... percuma dong macem2 merk kosmetik pasang iklan jor-joran kalo ga berhasil bujukin kita untuk beli?? hehehe..

Anyway... Awal bulan ini aku bertemu dengan banyak orang, mostly executive atau decision maker suatu perusahaan. Dan sebagian dari mereka itu perempuan.
Dan 90% tidak berdandan!!!

Apakah untuk menjadi orang yang berhasil kita harus menyisihkan waktu yang harusnya untuk berdandan itu dipakai untuk bekerja??? hihihi...
Dan karena aku tidak berdandan, jadi cocok jadi decision maker?? huehehehe...
Paling ga udah ada satu kategori masuk.... silly category... hihihi...

Sunday, December 02, 2007

Obrolan Perempuan

Baru aja baca blog temenku ttg betapa dia banyak dapet 'pencerahan' di salon kecantikan.. hihihi.. pis piet..
Yuk! Aku juga punya banyak temen yang berani suntik ini-itu demi untuk sebuah kecantikan. Atau pake krim ini-itu yang harganya berjuta-juta. Untung belum kenal sama yang berani operasi plastik.. atau ga ada yang ngaku?? hehe...

Pertanyaan ibu2 di toilet kantor ketika aku 'beraktivitas' di toilet model ini sering aku denger:
"Lho, masa cuci muka pake sabun gituan? emang ga ke dokter X?" ->aku cuci muka pake sabun cuci muka yang bisa beli di warung...

"Pake bedak apaan tuh? Hah, emang ga perawatan ya?"

"Pake krim gituan? emang ga apa2 ke kulit?"

Barang2 yang aku pake itu barang2 yang ga murah, tapi banyak dijual. Dan khusus buat muka gitu loh!!

Ada lagi, kejadian ketika aku mengunjungi dokter kulit ketika alergiku kambuh...
ada pasien yang pake jilbab & cadar.. ketika dia masuk ruangan dokter langsung nangis meraung2, sampe kedengeran ke ruang tunggu... aku tanya si susternya, ada apa. Suster berkata gini, "biasa bu. paling salah perawatan atau pengelupasan kulit wajah. udah biasa. disini tempatnya orang nangis"
Halah....

Susah ya jadi perempuan???

Anyway, one of emak-emak cantik memberiku input bermanfaat.. obrolannya panjang lebar, tapi intinya just to remind me to take good care of myself. merawat diri. supaya pede dan disayang suami. gitu katanya...
dan si emak-emak itu emang cantik & menarik sekali, walaupun sudah berumur...
ketika aku tanya: emang selama ini aku ga merawat diri?
dia cuman bilang kalo aku emang merawat diri dengan baik, tidak berlebihan, dan bersyukur karna sudah bagus dari sononya (hohoho!) tapi kalau sudah usia 35 tahun kudu lebih ekstra perawatannya...
35 taun kan? masih ada bbrp tahun lagi... hihihihi...

jadi inget.. di tempat yang lama aku dijuluki cewe2 sono sebage si low maintenance... gara2 ga pernah bergabung untuk melakukan ritual perawatan wajah sama mereka. huehehehehe....

November

November.. always be the 11th month of the year.. hehe... and some things happen in November..
I got my first period in 10th November long time ago..hihi ga penting bgt.. anyway, Hari Pahlawan gitu loh!
And November Rain...
I love the song November Rain.. always love it!

And this November...
I've spent 2 nights in 5 star hotel in Nusa Dua Bali, followed by 3 nights in 5 star hotel in Singapore. Then, 3 nights in a bit downgraded hotel in Puncak.. a nice hotel though.

Gila ya, kayak pejabat aja diriku!